Di suatu sore yang cerah, seorang ibu berdiri di pinggir jalan dengan hati-hati menunggu bus yang akan membawanya ke arah Siantar. Dia memegang erat tas di pundaknya, matanya tak lepas dari jalanan yang sibuk, berharap bus yang dinantikan segera lewat.
Tak lama kemudian, dari kejauhan, sebuah bus besar muncul, melaju dengan kecepatan sedang. Ibu itu segera melambaikan tangannya, berharap bus tersebut akan berhenti. Bus melambat dan berhenti tepat di depannya. Tanpa membuang waktu, ibu itu dengan cepat melangkah naik ke tangga bus, khawatir bus akan segera melaju lagi.
Dalam kesibukannya, tanpa disadari, salah satu sandalnya terlepas dari kakinya dan jatuh ke jalan. Dia terlalu fokus untuk mendapatkan tempat duduk sehingga tidak menyadari kehilangan itu. Setelah berhasil duduk di bangku yang tersedia, ibu itu merasakan ada yang aneh pada kakinya. Ketika dia melihat ke bawah, dia terkejut menyadari bahwa satu sandalnya hilang.
Dengan segera, dia memanggil kernet bus yang sedang berdiri di dekat pintu. "Pak, tolong bantu saya, sepertinya sandal saya terjatuh," katanya dengan nada cemas.
Kernet bus mengangguk dan langsung memeriksa bagian dalam bus. Setelah mencari beberapa saat tanpa hasil, dia kembali kepada ibu itu. "Bu, sepertinya sandalnya jatuh di luar, saat Anda naik tadi," ujar kernet dengan nada menyesal.
Ibu itu hanya bisa menghela napas, mencoba menerima kenyataan bahwa sandalnya hilang. Bus pun melanjutkan perjalanannya, meninggalkan tempat tersebut dengan kecepatan yang makin meningkat. Namun, beberapa menit kemudian, bus itu melambat dan berhenti di pinggir jalan untuk mengangkut penumpang baru.
Ketika bus berhenti, seorang bapak yang mengendarai sepeda motor tiba-tiba mendekat. Dia berhenti di sebelah bus, tampak terburu-buru dan penuh niat. Dengan cepat, dia menghampiri kernet bus dan berkata, "Pak, tadi saya melihat sandal jatuh dari bus ini saat di jalan. Saya langsung mengejar bus untuk mengembalikannya."
Kernet bus terlihat terkejut dan senang mendengar penjelasan itu. Dia segera mengambil sandal yang diberikan oleh bapak pengendara motor itu dan membawanya ke dalam bus. "Bu, ini sandalnya! Ada orang baik yang mengejar bus untuk mengembalikannya," kata kernet sambil menyerahkan sandal tersebut kepada ibu itu.
Ibu itu tersenyum lebar, matanya bersinar penuh rasa syukur. "Terima kasih banyak, Pak. Saya sangat berterima kasih," ucapnya dengan tulus, tak dapat menyembunyikan rasa haru di dalam hatinya.
Bus pun kembali melaju menuju Siantar, dan ibu itu kini duduk dengan tenang, mengenakan kembali sandalnya. Perjalanan pagi itu tidak hanya membawanya ke tujuan, tetapi juga meninggalkan kesan mendalam tentang kebaikan hati yang tak terduga di tengah perjalanan hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar